STRATEGY
FORMULATION
(Perumusan
Strategi: Analisis Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum)
DOSEN
Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE., M.Si, Ak.
Oleh :
Anjelita (120620120505)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
2014
PERUMUSAN
STRATEGI
Visi dan Misi Bisnis
Ketika
berbicara tentang strategi atau tujuan jangka
panjang suatu perusahaan atau organisasi, secara umum orang akan
menghubungkannya dengan visi dan misi organisasi. Perbedaan visi dan misi
biasanya dijelaskan dengan perbedaan kata “Apa”
(untuk visi) dan “Mengapa”
(untuk misi).
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti
persoalan; 2 pandangan atau wawasan ke depan: seluruh rakyat
mempunyai -- yg sama mengenai perjuangan bangsa; 3 kemampuan untuk
merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman
penglihatan; 4 apa yg tampak di khayalan; 5 penglihatan;
pengamatan, sedangkan Misi adalah 1
perutusan yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas
khusus dl bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb: --
perdagangan kita akan mengadakan kunjungan ke luar negeri; 2 tugas yg dirasakan orang sbg suatu
kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb; 3 Kris kegiatan menyebarkan
Kabar Gembira (Injil) dan mendirikan jemaat setempat, dilakukan atas dasar
pengutusan sbg kelanjutan misi Kristus;.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Visi adalah jawaban atas pertanyaan “Apa yang ingin kita capai?” sedangkan
Misi menjawab pertanyaan “Mengapa
kita ada dalam bisnis ini?” Misi menjelaskan alasan
keberadaan organisasi. Dua hal inilah yang lazimnya dikaitkan bila orang
berbicara tentang tujuan organisasi.
Manajemen strategik dapat dipraktekkan atau diterapkan dalam unit-unit
organisasional yang berbeda ukuran besaran organisasi (size), dalam kelompok-kelompok perusahaan, perusahaan secara
individual, pada divisi-divisi atau bidang-bidang fungsional dalam perusahaan,
pada departeman-departemen pemerintahaan, serta pada organisasi nirlaba.
Menurut Fred R. David (2011), “Strategic
management can be defined as the art and science of formulating, implementing,
and evaluating cross-functional decisions that enable an organization to
achieve its objectives.”
Fred R. David menjelaskan bahwa
proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu, memformulasikan
strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi. Sebuah bisnis baru pada awalnya merupakan
sekumpulan gagasan dimana si pemilik organisasi memiliki keyakinan untuk
menawarkan suatu produk atau jasa kepada pelanggan, pada suatu wilayah
geografis tertentu, menggunakan sejumlah teknologi, dengan harga yang
menguntungkan.
Ketika
keyakinan tentang awal bisnis ditulis, tulisan tersebut mencerminkan ide dasar
yang sama yang menjadi dasar pernyataan visi dan misi. Dengan berkembangnya
suatu bisnis maka dasar-dasar keyakinannya akan dikaji ulang dan mungkin
direvisi, akan tetapi gagasan-gagasan aslinya biasanya masih tercermin dari visi
dan misi yang direvisi tersebut.
Tahap memformulasikan strategi
antara lain menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan tantangan
yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan
keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun
rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih
strategi tertentu yang akan dicapai.
Tahap mengimplementasikan strategi
memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan
untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah
diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan
strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif,
mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget,
mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi
karyawan terhadap kinerja organisasi. Mengimplementasikan strategi sering
disebut sebagai “action stage” dari manajemen strategis.
Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para pegawai dan
manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah diformulasikan menjadi aksi.
Tahap mengevaluasi strategi adalah
tahap terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk
mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan
baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu
mereview faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi
saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah korektif.
Ingin
Menjadi Apakah Kita?
Visi dan misi
merupakan hal yang sangat penting untuk disepakati bersama baik oleh para manajer
maupun eksekutif di setiap organisasi. Pernyataan visi dan misi biasanya sering kali ditulis pada halaman
depan laporan tahunan, dan dipublikasikan pada sejumlah tempat di kantor atau
gedung perusahaan tersebut agar diketahui oleh karyawan dan manajemen.
Visi dasar perusahaan
yang hendak dicapai sangat penting untuk disepakati oleh para manajer dan
eksekutif di setiap organisasi. Sebuah Visi harus dapat menjawab sebuah
pertanyaan. Pertanyaan tersebut yaitu “Ingin
menjadi apakah kita?”. Visi yang jelas merupakan dasar untuk membuat pernyataan
misi yang komprehensif.
Contoh visi dan Misi:
ü
Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan
Umum
Visi:
Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025.
Misi:
1. Mewujudkan
penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah
serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman
berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
2.
Menyelenggarakan pengelolaan SDA
secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan
keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.
3.
Meningkatkan aksesibilitas dan
mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu
dan berkelanjutan.
4.
Meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi
pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.
5.
Menyelenggarakan industri konstruksi
yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor
konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku
sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.
6.
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau
kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.
7.
Menyelenggarakan dukungan manajemen
fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta
inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.
8.
Meminimalkan penyimpangan dan
praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas
pemeriksaan dan pengawasan profesional.
ü
Visi dan Misi Balitbang PU
Visi
Terwujudnya IPTEK yang berkelanjutan
mendukung penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang
Andal.
Misi
Misi Balitbang PU,
pada dasarnya juga harus selaras dengan Misi Organisasi induknya yaitu
Kementerian PU, maka untuk mencapai Visi Badan Litbang : “ Menyelenggarakan
Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman,
manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman“, ditetapkan Misi Badan Litbang Kementerian
PU 2010 – 2014 sebagai berikut:
1.
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma standar, pedoman, manual dan/ atau
kriteria pendukung infrastruktur bidang Sumber Daya Air;
2.
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma standar, pedoman, manual dan/ atau
kriteria pendukung infrastruktur bidang Jalan dan Jembatan;
3.
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma standar, pedoman, manual dan/ atau
kriteria pendukung infrastruktur bidang Permukiman;
4.
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma standar, pedoman, manual dan/ atau
kriteria pendukung infrastruktur aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan;
5.
Menyelenggarakan dukungan manajemen
fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta
inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.
ü Visi dan Misi Pembangunan Bidang Cipta Karya
VISI
Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak
huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal
dalam pengembangan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan
permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan.
MISI
1
Meningkatkan
pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di perkotaan dan
perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan
sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tenteram, dan berkelanjutan
untuk memperkuat pengembangan wilayah.
2
Mewujudkan
kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat
dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman,
termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya.
3
Melaksanakan
pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta pengelolaan bangunan
gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan
bangunan.
4
Menyediakan
infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan
terpencil, pulau-pulau kecil terluar dan daerah tertinggal, serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan
rawan air.
5
Memperbaiki
kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat akibat bencana
alam dan kerusuhan sosial.
6
Mewujudkan
organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional,
serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good governance
ü
Visi & Misi Direktorat
Jenderal Bina Marga
" Terwujudnya sistem jaringan jalan yang
andal, terpadu & berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial "
Direktorat
Jenderal Bina Marga mampu menyediakan jaringan jalan yang yang andal, terpadu
& berkelanjutan serta mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan sosial demi tercapainya Indonesia yang Aman, Adil dan
Demokratis serta Lebih Sejahtera melalui pengaturan, pembinaan, pembangunan,
pengusahaan dan pengawasan yang meliputi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
|
Misi Direktorat Jenderal Bina
Marga:
1
Mewujudkan jaringan jalan nasional
yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang
memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan
strategis nasional.
2
Mewujudkan jaringan jalan nasional
bebas hambatan antar perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki
intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani
pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional.
3
Memfasilitasi agar kapasitas pemerintah
daerah meningkat dalam menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan
dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai.
|
ü
Visi,
misi, dan nilai nilai Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Visi
Terpenuhinya sumber daya insani (sumber daya manusia
aparatur bidang pekerjaan umum) yang profesional.
Misi
1. Mengembangkan pola kediklatan
2. Membangun networking dan join operation
3. Mengembangkan materi/modul kediklatan
4. Melakukan pendidikan dan pelatihan
5. Mengembangkan dan memberdayakan
Widyaiswara
6. Membina akreditasi dan sertifikasi
Nilai
Nilai nilai yang dijunjung tinggi oleh Pusdiklat PU dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya adalah kerjasama, profesional, efektif,
komitmen, integritas, dan keimanan.
Sumber:
Manual Mutu Kementerian Pekerjaan Umum Sekretariat Jenderal Pusat Pendidikan
Dan Pelatihan No. Dokumen: PDL/MM Revisi ke : 03
Apakah
Bisnis Kita?
Bapak manajemen modern (Peter
Drucker) yang memberikian dasar pemikiran mengenai pernyataan misi. Drucker
mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan,” Apakah
bisnis kita?” sama dengan menanyakan
“Apakah misi kita”.
Pernyataan Misi mengungkapkan
keinginan organisasi untuk menjadi apa dan siapa yang akan dia layani.
Pernyataan visi dan misi yang dibuat dengan baik, diakui oleh para praktisi dan
akademisi sebagai langkah awal dalam manajemen strategis. Perusahaan /
organisasi yang membuat dan secara sistematis mengkaji kembali, menyusun
kembali, dan menegaskan visi dan misinya, memperlakukan keduanya sebagai
dokumen hidup dan menganggapnya sebagai bagian integral dari budaya perusahaan
dan memperoleh manfaat yang besar.
Visi
versus Misi
Pertanyaan misi menjawab “Apakah
bisnis kita”, sedangkan pernyataan visi menjawab ”Ingin menjadi apakah kita”.
Visi dan misi yang diciptakan dan
dibentuk oleh karyawan dan manajer secara bersama-sama, hasilnya akan
mencerminkan visi pribadi para karyawan dan manajer yang ada di dalam hati dan
fikiran mereka mengenai masa depan.
Visi bersama menciptakan kepentingan
bersama yang dapat mengalihkan rasa bosan akibat rutinitas pekerjaan
sehari-hari ke dunia baru yang penuh peluang dan tantanan dari para pegawai dan
manajement nya
Proses
Membuat pernyataan Misi
Seperti kita lihat dalam model
manajemen trategis, pernyusunan misi yang jelas diperlukan sebelum strategi-strategi
alternatif dapat dirumuskan dan dilaksanakan.
Pendekatan yang banyak dilakukan
dalam pembuatan pernyataan adalah
1
Memlih sejumlah artikel mengenai
pernyataan misi dan minta para manajer membacanya sebagai latar belakang
informasi.
2
Kemudian para manajer menyiapkan
pernyataan misi untuk organisasi.
3
Seorang fasilitator atau komite
manajer puncak menggabungkan pernyataan-pernyataan tersebut menjadi satu
pernyataan mini tertulis dan membagikannya kepada semua manajer.
4
Kemudian para manager tersebut di
minta mengubah, menambah atau menghapus dan melalui sebuah rapat merevisi
pernyataan misi tersebut.
Proses membuat pernyataan misi
tersebut merupakan peluang besar bagi para perencana strategi dalam memperoleh
dukungan yang diperlukan dari manager dalam perusahaan.
Pentingnya
Pernyataan Visi dan Misi
Banyak buku
literatur yang menerangkan pentinggnya pernyataan visi dan misi dalam manajemen
strategis yang efektif, walau banyak penelitian yang menyimpulkan berbeda.
Rarrick dan Vitton menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan pernyataan
misi tertulis memiliki tingkat kembali modal dua kali lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki misi tertulis. Bart dan Baetz
menyimpulkan adanya hubungan positif antara pernyataan misi dan kinerja
organisasi. Business weeks melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan yang
mempunyai misi menghasilkan 30% keuntungan lebih banyak secara standar
financial tertentu dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.
King dan Cleland menyarankan agar
organisasi –organisasi membuat pernyataan misi tertulis secara seksama dan
teliti karena sejumlah alasan bahwa pernyatan misi diperlukan:
a. Untuk memastikan tujuan dasar organisasi
b. Untuk memberikan dasar atau standar
alokasi sumber daya
c. Untuk menciptakan kondisi / iklim
organisasi yang umum
d. Untuk menjadi titik utama individu dalam
mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi serta mencegah yang tidak
sejalan untuk berpartisipasi lebih jauh dalam aktivitas organisasi
e. Untuk memfasilitasi penterjemahan tujuan
menjadi struktur kerja yang melibatkan penugasan hingga tanggung jawab
f.
Untuk
memberikan tujuan dasar dan menterjemahkan tujuan dasar yang terukur dalam parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat diawasi dan
dievaluasi.
Reuben Mark, Mantan CEO Coltage,
mengemukakan bahwa misi misi yang jelas harus secara bertahap mendunia.
Pemikiran Mark mengenai Visi adalah sebagai berikut:
Ketika meminta setiap orang untuk memahami
tujuan perusahaan, yang sangat penting ditonjolkan adalah sebuah visi global,
bukan pesan-pesan yang berlainan untuk budaya-budaya yang berbeda. Caranya
adlah dengan membuat visi yang sederhana namun tinggi. Seperti,” kami membuat
komputer tercepat di dunia” atau “Layanan telepon untuk semua orang”. Anda
tidak akan pernah bisa memaksa orang membeli senapan mesin karena alasan
finansial. Harus ada sesuatu yang membuat orang merasa lebih baik, dan merasa
menjadi bagian dari sesuatu.
Resolusi
terhadap Pandangan Yang Beragam
Pembuatan pernyataan misi yang
komrehensif sangat penting karena beragam pandangan di antara para manajer
dapat diungkapkan dan diselesaikan melalui proses pembuatan pernyatan misi
tersebut. Pertanyaan “ Apakah bisnis kita?” bisa menimbulkan kontroversi dan
perselisihan. Perbedaan yang besar diantara para perencana strategi organisasi
mengenai pernyataan visi dan misi dapat menimbulkan kesulitan jika tidak
diselesaikan. Perubahan terhadap misi selalu mengarah pada perubahan tujuan,
strategi organisasi, dan perilaku.
Perbedaan yang tidak diungkapkan
atau hanya sebagian dipahami mengenai definisi misi bisnis mendasari
masalah-masalah keperibadian, komunikasi, dan gangguan yang cenderung memecah
belah kelompok manajemen puncak.
Seringkali para perencana strategi
membuat pernyatan visi dan misi bisnis hanya jika organisasi mengalami
kesulitan.
Menurut Drucker, waktu yang paling
baik untuk secara serius menanyakan “ Ingin menjadi apakah kita?” dan “ apakah
bisnis kita?” adalah ketika perusahaan telah sukses.
Pernyataan visi dan misi merupakan
kendaraan yang efektif untuk berkomunikasi dengan para stakeholders internal
dan eksternal. Visi dan misi memberikan para manajer kesatuan arah yang
melebihi kepentingan pribadi, kepentingan sempit dan sementara. Visi dan misi
memunculkan rasa pengharapan yang sama diantara semua tingkat dan angkatan
karyawan.visi dan misi menyatukan semua nilai yang dimiliki oleh setiap orang
dan kelompok kepentingan sepanjang waktu. Visi dan misi menegaskan nilai dan
tujuan yang dapat dipahami dan diterima oleh semua pihak diluar perusahaan.
Pada akhirnya visi dan misi menguatkan komitmen perusahaan terhadap kegiatan
yang bertanggung jawab, yang sejalan dengan kebutuhan untuk mempertahankan dan
melindungi klaim-klaim penting dari orang-orang dalam perusahaan akan suatu
kelangsungan hidup yang tahan lama, tumbuh, dan menguntungkan untuk perusahaan.
Karakteristik
Pernyataan Misi
1
Pernyataan
Sikap
Sebuah pernyataan
misi lebih dari sekedar pernyatan mengenai rincian yang spesifik. Pernyatan
misi merupakan sebuah pernyataan sikap dan pandangan yang biasanya memiliki
lingkup yang luas karena memiliki dua alasan utama yaitu :
1
Sebuah pernyataan misi yang baik
biasanya memungkinkan dimunculkan dan dipertimbangkannya sejumlah tujuan dan
strategi alternatif yang mungkin dapat diambil tanpa terlalu menyumbat
kreativitas management. Sebaliknya pernyatan terlalu umum yang mencakup semua
strategi alternatif akan suli sekali dijalankan.
2
Pernyataan misi harus cukup luas
agar bisa secara efektif menyatukan berbagai perbedaan diantara para
stakeholder sekaligus menarik bagi mereka, yaitu setiap orang dan kelompok yang
memiliki kepentingan atau hak terhadap perusahaan.
Para stakeholder
meliputi: karyawan, manajer, pemegang saham, dewan direksi, pelanggan, pemasok,
distributor, kreditor, pemerintah, serikat buruh, pesaing, kelompok lingkungan
dan masyarakat umum. Pernyataan misi yang baik biasanya menunjukkan komitmen
perhatian perusahaan terhadap upaya-upaya untuk memenuhi tuntutan dari berbagai
stakeholder.
Pernyataan misi
yang efektif tidak boleh terlalu panjang. Disarankan sebaiknya tidak lebih dari
200 kata. Perntaan misi yang efektif juga dapat membangkitkan perasaan dan
emosi yang positif terhadap organisasi. Pernyataan misi harus dapat memberikan
semangat untuk memotifasi pembacanya melakukan tindakan. Pernyataan misi yang
efektif mencerminkan arah dan strategi pertumbuhan di masa depan yang
didasarkan atas analisis internal dan eksternal yang berpandangan ke depan.
Pernyatan misi harus memiliki orientasi yang dinamis, sehingga dapat menilai
arah pertumbuhan yang paling menjanjikan dan kurang menjanjikan.
2
Orientasi
Pelanggan
Pernyataan
misi yang baik menggambarkan tujuan, pelanggan, produk atau jasa, pasar,
filsafat, dan teknologi dasar yang dimiliki organisasi.
Misi yang baik seharusnya:
1
Merefleksikan antisipasi pelanggan,
dengan senantiasa mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan, kemudian
menyediakan produk untuk memenuhi kebutuhan.
2
Mengidentifikasi kegunaan produk
bagi pelanggan, maka misi tidak berfokus pada produk, tetapi fungsi atau
kegunaan atau kebutuhan.
Alasan utama membuat pernyataan misi bisnis adalah agar bisa
menarik para pelanggan penting bagi perusahaan.
3
Pernyataan
kebijakan Sosial
Kebijakan sosial (social
responsibility), merupakan penempatan tertinggi filosofi dan pemikiran
pendiri organisasi dan manajerial. Isu-isu sosial menuntut strategist tidak
hanya berkewajiban terhadap stakeholders, tetapi juga tak kalah pentingnya
bagi customer, environmentalist, kelompok minoritas, publik, dan kelompok
lainnya. Kebijakan social secara langsung mempengaruhi pelanggan, produk,
pasar, teknologi, profitabilitas, konsep diri, public image. Kebijakan sosial
harus diintegrasikan dalam seluruh aktifitas manajemen stratejik, termasuk
penyusunan misi.
Komponen
Pernyataan Misi
Format pernyataan misi berbeda-beda dalam panjangnya, isi,
bentuk, dan spesifiknya. Misi yang efektif meliputi dan cerminan dari 9
komponen penting, yaitu:
1
Customer, pelanggan, Siapa pelanggan
perusahaan ?
2
Product, Apa produk baik berupa
barang maupun jasa utama yang dihasilkan perusahaan?
3
Market, pasar, secara geografi,
dimana perusahaan berkompetisi ?
4
Technology, Apakah perusahaan
menerapkan teknologi terbaru, tercanggih ? atau teknologi apa yang digunakan ?
5
Perhatian akan keberlangsungan,
pertumbuhan, dan profitabilitas, apakah perusahaan memiliki komitmen untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuangan yang baik ?
6
Filosofi, apa dasar-dasar
kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika ?
7
Konsep diri, apa kemampuan khusus
atau keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan ?
8
Perhatian akan citra public, apakah
perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan ?
9
Perhatian akan karyawan, apakah
karyawan dianggap dan diperlakukan sebagai aset yang berharga bagi perusahaan
Menulis
dan Mengevaluasi Pernyataan Misi
Penilaian pernyataan misi perlu dilakukan untuk meyakinkan
apakah misi yang selama ini menjadi landasan segala aktifitas perusahaan masih
efektif atau tidak. Evaluasi misi diperlukan karena perubahan yang selalu
terjadi baik dari internal maupun eksternal, sehingga bisa jadi misi yang
terdiri dari 9 komponen dalam perkembangannya sudah tidak sesuai lagi. Maka
evaluasi misi dilakukan dengan menilai apakah misi meliputi 9 komponen atau tidak.
Semakin lengkap komponen misi semakin efektif, sebaliknya semakin sedikit
komponen yang ada dalam misi maka semakin tidak efektif pernyataan misi
tersebut.
PEMBAHASAN VISI DAN MISI KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM
MENURUT FRED R. DAVID
VISI
Visi
merupakan suatu penggambaran tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan (Fred
R. David, 2010). Pengertian yang lebih menekankan pada nilai visi dipaparkan
oleh Malphurs (1999b) yaitu “visi adalah suatu gambaran yang jelas dan
menantang akan masa depan suatu organisasi yang diyakini dapat tercapai dan
harus tercapai”. Malphurs kembali menjelaskan mengapa sebuah visi sangat
penting bagi organisasi antara lain: visi menjelaskan arah; visi membentuk
persatuan; visi memfasilitasi fungsi; visi memperkuat kepemimpinan; visi
memunculkan gairah; visi memelihara pengambilan resiko; visi menawarkan asupan;
visi menciptakan energy; visi menyediakan tujuan; dan visi memotivasi rasa
memberi.
Visi
Kementerian Pekerjaan Umum:
“Tersedianya
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung
Indonesia Sejahtera 2025”.
Visi tersebut merupakan sebuah
gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2025,
dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah
memenuhi kualifikasi teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta
beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan
masyarakat. Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang
andal merupakan perwujudan dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang
pekerjaan umum dan permukiman yang penjabarannya meliputi:
Keyword
|
Penjabaran
|
Aspek legal
|
Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Permukiman
|
1. Sarana dan prasarana sumber daya air
2. Pelayanan jalan
3. Pelayanan air minum
4. Pelayanan sarana prasarana sanitasi
5. Bangunan gedung
6. Semua infratrukstur berbasis penataan
ruang
7. Jasa konstruksi nasional
(Renstra
Kementerian PU 2010)
|
|
Andal
|
1.
Kondisi dan fungsi
sarana dan prasarana sumber daya air yang dapat memberikan pelayanan yang
mendukung terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan;
2.
Pelayanan jalan yang
memenuhi standar pelayanan minimum yang mencakup
aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan,
keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata
3.
Pelayanan air minum yang
memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yaitu penyediaan air
minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusia dan dalam jumlah
yang memadai serta jaminan pengaliran 24 (dua puluh empat) jam per hari
4.
Pelayanan prasarana
dan sarana sanitasi yang terpadu dan menggunakan metode yang ramah lingkungan
serta sesuai standar teknis
5.
Bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
6.
Penyusunan program dan
pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur PU dan permukiman yang andal
tersebut berbasis penataan ruang
7.
yang berdaya saing dan
mampu menyelenggarakan pekerjaan
konstruksi yang lebih efektif dan efisien
|
1. Daya jangkau ke provinsi kabupaten,
kota
|
Indonesia
Sejahtera
|
cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan
umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan, sehingga
tercipta kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
|
|
Dapat
disimpulkan bahwa dari pernyataan visi diatas:
1
Hanya
menjelaskan produk.
2
Makna
dari visi tidak dapat diketahui secara sempurna jika tidak melihat paparan
dalam dokumen rencana strategis.
3
Dengan
adanya batas waktu di dalam pernyataan visi maka akan secara langsung mengakui
bahwa visi tersebut tidak bertahan lama.
4
Visi
juga cenderung tidak optimis dan tidak ada rasa kebanggaan diri didalamnya.
MISI
Misi
adalah detil dari apa yang harus kita lakukan untuk mencapai visi organisasi.
Sebuah misi menjelaskan tujuan organisasi, dan memberikan alasan mengapa
organisasi melakukan kegiatannya (Bryson, 2004). Misi menciptakan situasi yang
memelihara kebiasaan untuk fokus kepada hal-hal yang penting. Misi setidaknya
memiliki sifat ketahanan (enduring) (Duncan, 1994). Misi memiliki dua
sisi manfaat yaitu manfaat eksternal dan internal. Dari sisi eksternal misi organisasi
memberikan informasi kepada stakeholder untuk menyatakan preferensi dan
pendapatnya kepada organisasi. Secara internal, misi yang jelas mampu
menyediakan dasar bagi manajemen untuk bertindak dan mengalokasikan sumber daya
sesuai prioritas (Pieter van Stuijvenberg, 2003).
Misi
Kementerian Pekerjaan Umum:
1. Mewujudkan
penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah
serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman
berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
2. Menyelenggarakan
pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian
fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak
air.
3. Meningkatkan
aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang
andal, terpadu dan berkelanjutan.
4. Meningkatkan
kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan
dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan
berkelanjutan.
5. Menyelenggarakan
industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan
pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan
menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.
6. Menyelenggarakan
Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman,
manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.
7. Menyelenggarakan
dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten,
terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.
8. Meminimalkan
penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan
meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.
Analisis Misi
menurut 9 komponen Fred R. David
|
MISSION
STATEMENTS
|
MISSION
STATEMENTS COMPONENTS (Fred R. David)
|
||||||||
Customers
|
Product Or
Services
|
Markets
|
Technology
|
Concern for
survival, growth and profitability
|
Philosophy
|
Self-Concept
|
Concern for
public image
|
Concern for
employees
|
||
1
|
Mewujudkan penataan ruang sebagai
acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan
ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
|
|
|
|
|
v
|
|
v
|
|
|
2
|
Menyelenggarakan pengelolaan SDA
secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan
keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.
|
|
v
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
3
|
Meningkatkan aksesibilitas dan
mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu
dan berkelanjutan.
|
v
|
v
|
|
|
v
|
|
|
v
|
|
4
|
Meningkatkan kualitas lingkungan
permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi
pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.
|
v
|
v
|
|
|
|
v
|
|
v
|
|
5
|
Menyelenggarakan industri
konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan
sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan
pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang.
|
|
|
v
|
|
v
|
|
v
|
v
|
|
6
|
Menyelenggarakan Penelitian dan
Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau
kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.
|
|
|
|
v
|
|
v
|
|
|
|
7
|
Menyelenggarakan dukungan manajemen
fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta
inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.
|
|
|
|
|
|
v
|
|
|
v
|
8
|
Meminimalkan penyimpangan dan
praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas
pemeriksaan dan pengawasan profesional.
|
|
|
|
|
|
v
|
|
|
v
|
Dari
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 8 misi Kementerian Pekerjaan Umum:
Pada
misi 1 komponen yang digambarkan yaitu
a
Perhatian akan keberlangsungan,
pertumbuhan, dan profitabilitas, apakah perusahaan memiliki komitmen untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuangan yang baik ?
b
Konsep diri, apa kemampuan khusus
atau keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan?
Pada misi 2 komponen yang digambarkan yaitu
a
Product, Apa produk baik berupa
barang maupun jasa utama yang dihasilkan perusahaan, ?
b
Perhatian akan keberlangsungan,
pertumbuhan, dan profitabilitas, dan apakah perusahaan memiliki komitmen untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuangan yang baik.?
c
Perhatian akan citra public, apakah
perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan ?
Pada
misi 3 komponen yang digambarkan yaitu
a
Customer, pelanggan, Siapa pelanggan
perusahaan ?
b
Product, Apa produk baik berupa
barang maupun jasa utama yang dihasilkan perusahaan?
c
Perhatian akan keberlangsungan,
pertumbuhan, dan profitabilitas, apakah perusahaan memiliki komitmen untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuangan yang baik ?
d
Perhatian akan citra public, apakah
perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan ?
Pada
misi 4 komponen yang digambarkan yaitu
a
Customer, pelanggan, Siapa pelanggan
perusahaan ?
b
Product, Apa produk baik berupa
barang maupun jasa utama yang dihasilkan perusahaan?
c
Filosofi, apa dasar-dasar
kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika ?
d
Perhatian akan citra public, apakah
perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan ?
Pada
misi 5 komponen yang digambarkan yaitu
a
Market, pasar, secara geografi,
dimana perusahaan berkompetisi ?
b
Perhatian akan keberlangsungan,
pertumbuhan, dan profitabilitas, apakah perusahaan memiliki komitmen untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan keuangan yang baik ?
c
Perhatian akan citra public, apakah
perusahaan responsive terhadap pemikiran sosial, masyarakat, dan lingkungan ?
d
Konsep diri, apa kemampuan khusus
atau keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan ?
Pada
misi 6 komponen yang digambarkan yaitu
a
Filosofi, apa dasar-dasar
kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika ?
b
Technology, Apakah perusahaan
menerapkan teknologi terbaru, tercanggih ? atau teknologi apa yang digunakan ?
Pada
misi 7 komponen yang digambarkan yaitu
a
Filosofi, apa dasar-dasar
kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika ?
b
Perhatian akan karyawan, apakah
karyawan dianggap dan diperlakukan sebagai aset yang berharga bagi perusahaan
Pada
misi 8 komponen yang digambarkan yaitu
a
Filosofi, apa dasar-dasar kepercayaan,
nilai, aspirasi, dan prioritas etika ?
b
Perhatian akan karyawan, apakah
karyawan dianggap dan diperlakukan sebagai aset yang berharga bagi perusahaan
KESIMPULAN
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana
jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan,
dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi
menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai,
pengembangan strategis, dan penetapan pedoman kebijakan.
Dari pernyataan
visi Kementerian Pekerjaan Umum yang tergambar:
1
Hanya
menjelaskan produk.
2
Makna
dari visi tidak dapat diketahui secara sempurna jika tidak melihat paparan
dalam dokumen rencana strategis.
3
Dengan
adanya batas waktu di dalam pernyataan visi maka akan secara langsung mengakui
bahwa visi tersebut tidak bertahan lama.
4
Visi
juga cenderung tidak optimis dan tidak ada rasa kebanggaan diri didalamnya.
Sedangkan untuk pernyataan misi,
1
Kemenpu
terlihat terlalu fokus pada target.
2
Terlalu
panjang dan detil (misi yang terlalu panjang kemungkinan disebabkan mandat
informal yang harus diwujudkan dalam aktivitas organisasi misalnya persepsi
publik atau himbauan Presiden atau hal-hal politik lainnya)
3
Sangat
baik menjelaskan sisi manusia (Manusia di sini meliputi karyawan di organisasi,
sektor swasta yang menjalankan kontrak pembangunan serta manusia pengguna
infrastruktur).
DAFTAR PUSTAKA
Bryson,
John M. 2004. Strategic Planning For Public And Nonprofit Organizations: A
Guide to Strengthening and Sustaining Organizational Achievement.
Jossey-bass.
David, Fred R. 2011. Strategic Management :
Concepts and Cases. 13th Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 1996.
Steiss, Alan Walter (1999). Strategic Management for the Public and Non
Profit Organizations, Marcel Dekker Inc.
Stuijvenberg,
Pieter van. 2003. The Process of Strategic Planning in Public Sector
Organisations. Matt MacDonald.
Young,
Richard D. Perspectives on Strategic
Planning in the Public Sector.